Ariel dan si Moral


Informasi terbaru Ariel dan si Moral
Sejak heboh video porno mirip artis, disetiap ada pemberitaan tentang Ariel dan artis yg terkait kita hampir selalu mendengar kata moral atau tak bermoral. Begitu agungnya kata yg bernama moral itu, sehingga orang menganggap dengan menyebut atau mengatas namakan kata moral untuk sesuatu tindakan bisa di anggap suci oleh orang lain atau khalayak rame. Tapi yg jelas moral tidak hanya menyinggung yg namanya porno aksi. Ariel sudah menyerahkan diri dan mengaku sebagai pemeran video porno yg meresahkan itu.

Oke, katakan Ariel tidak bermoral, Ariel asusila, Ariel melakukan perbuatan tidak terpuji. Ariel adalahseorang idol alias idola, bagi jutaan anak muda indonesia. Dan jangan lupa selain anak muda, anak2 kecil juga adalah penggemar setia Ariel. Mari kita mundur kebelakang, saat peterpan baru melambung namanya, ingat bagaimana anak-anak kecil bisa menyanyikan lagu yg di lantun kan Ariel dengan lancar. Dalam kasus video mirip artis ini kita melihat bagaimana beberapa kalangan dan oknum ingin menuntut dan meminta pertanggung jawaban Ariel atas nama moral.
Katakanlah mereka2 ini ingin menegakan kebaikan, memberantas keburukan perilaku. Tapi kenapa, untuk suatu tujuan yg namanya kebaikan kita tidak bisa melakukannya dengan cara yg baik klu tidak bisa lebih baik, malah menggunakan cara yg tidak beda dengan perbuatan tidak bermoral? Loh bagaimana bisa? Rambut manusia sama hitamnya, hati orang gimana wujudnya siapa juga yg tau?

Mungkin ketika bersembunyi di balik kebaikan kita menganggap tindakan kita baik, tapi tidak semua orang berpendapat demikian. Katakanlah tujuan itu murni, jika kebaikan perlu di bela. Tapi renungkanlah lebih jauh, siapa kita, apa yg kita lakukan apa sudah pasti benar? Sudah tidak akan berbuat dosakah kita? Gajah di depan mata tidak kelihatan, tapi semut di seberang lautan tampak, mencari kesalahan itu mudah. Ariel sudah pasti salah, tapi kita tidak bisa menghukum pribadinya, kita hukum saja keburukannya, yg pernah dibuatnya. Karna tak ada gading yg tak retak - tak ada manusia yg taksempurna.

Bayangi saja klu setiap ada seorang yg salah, muncul beberapa tuhan yg menghukum, ini tidak akan lebih baik. Kadang kita mungkin gerah, dengan sesuatu yg buruk, tapi jangan lupa anak2 yg bingung juga bisa merasa gerah. Bagaimana tidak, dulu nama Ariel begitu bergemuruh klu di sebut, mereka mengidolakannya, mungkin juga menjadikannya sebagai panutan.

Bayangi aja perasaan anak2, anak muda yg dulu mengidolakan dan menjadikan Ariel sebagai panutan, kini tiba tiba seseorang yg mereka ikuti gaya berpakaiannya, gaya rambutnya menjadi orang yg begitu hina. Apa tidak menggerahkan semua ini? Dan tidak mungkin mereka, anak2 muda yg dulu mengidolakan Ariel ini sekarang bingung dan merasa atau berpikir telah melakukan kesalahan. Mimpi itu tidak salah, Ariel tidak sepenuhnya salah, setidak untuk karyanya. Apa kah kita benar benar telah menegakan moral? Mengajarkan orang untuk menyerang yg tidak berdaya juga amoral loh orang tua.

Ntar temannya buat salah malah ngajak teman2 rame-rame untuk menjatuhkan. Sesama tukang ojek di jarang saling mendahului om, apalagi saling menggurui. Lo bilang say no to artis bermasalah apa lo sudah beres?
Ketik REG [SPASI] 1 M plus dapat lirik buah dada, apa ini bermoral? Ketik REG [SPASI] NAIK SURGA tapi kena tipu judulnya, ini kah moral?

Oke Om and tante sekalian, Ariel bukan dibuat dari tepung, dia punya saudara, orang tua, begitu juga kita, sudah yakinkah kita tidak menghadapi cobaan seberat ini dan di palu sekian orang lagi?
Tinggalkan komentar anda tentang Ariel dan si Moral

0 komentar:

Posting Komentar